Refreshing,
tujuan utama perjalanan kali ini, bersama semua rekan-rekan dan pastinya atas ajakan bos
besar Elfast Mr. Andre. Setelah selesainya program fullday satu minggu penuh yang memang cukup menguras
tenaga dan pikiran kita semua. Akhirnya, hari Minggu tanggal 29 Mei kemarin,
team yang berjumlah sekitar 15 orang siap untuk memulai perjalanan liburan
singkat waktu itu.
Rencana awal
memang pergi ke tempat yang memanjakan mata, ada dua pilihan sebenarnya. Antara
air terjun Sedudo di Nganjuk dan pantai pasir putih di Situbondo. Dengan
pertimbangan lamanya perjalanan, air terjun Sedudo-lah yang menjadi pilihan.
Menjelang satu hari keberangkatan, beredar kabar bahwa air terjun Sedudo tidak
begitu cantik dan menawan. Batal-lah rencana pergi kesana. Dan keputusan terakhir
di hari keberangkatan adalah keputusan dari sang empunya hajat sendiri, Mr.
Andre.
Akhirnya, air
terjun Tretes di perbatasan Malang dan Jombang yang menjadi tujuan. Hanya
membutuhkan waktu kurang lebih 45 menit dengan mobil, melewati jalan meliuk-liuk
dengan pemandangan pepohonan hijau yang membentang sepanjang jalan di sisi
kanan-kiri. Sejuk dan damai rasanya. Berhenti sejenak di tengah hutan untuk
mengabadikan beberapa foto bersama. Kebetulan, ada fotografer amatir yang siap
mengambil semua foto kita, Mr. Fais. Hehe.
|
Elfast Crew |
Menurut
informasi dari beberapa sumber, air terjun ini adalah yang tertinggi di Jawa
Timur. Yang tingginya mencapai 170 meter. Hm, betapa indahnya, bayangan kita
semua pada awal mendengar info itu. Mempersiapkan beberapa botol air untuk
bekal perjalanan panjang yang akan kita tempuh. Dan tak lupa membawa gula merah
untuk penambah tenaga ketika tenaga mulai berkurang di tengah jalan.
Perjalanan
melewati hutan yang masih alami untuk sampai di air terjun memakan waktu yang
cukup lama. Jalan yang menanjak, rerimbunan semak, pohon besar yang tumbang,
hingga lintah-lintah ganas yang siap menghisap darah segar manusia menjadi
sensasi yang menantang untuk perjalanan saat itu. Namun, itu tidak menjadi
kendala yang menghambat aku dan rekan-rekan untuk segera sampai di satu tujuan
yang katanya, memang sangat luar biasa indah. Dan hal itu menjadi satu
penyemangat untuk mempercepat perjalanan meskipun dengan berbagai macam
rintangan.
Tidak jarang
kita berhenti di tengah sungai yang mengalir indah dengan airnya yang sedingin
air es, untuk mengistirahatkan urat-urat kaki yang mulai pegal dan juga berfoto
ria untuk menambah semangat pula. Dengan tenaga yang berbeda, rombongan kita
banyak yang terpisah di tengah perjalan. Ada yang mendahului dan ada pula yang
masih tertinggal jauh dibelakang. Aku tidak sadar, bahwa aku hanya seorang diri
berjalan di tengah hutan tanpa seorang pun yang berada didepan maupun
debelakangku. Kunikmati saja perjalanan itu dengan sesekali melihat bagian
kaki, mungkin saja lintah sudah menikmati darah segarku. Tapi, darahku terlalu
pahit mungkin, hingga lintah pun tak mau menghisap darah segarku. Hehe.
Setelah berjalan
selama kurang lebih satu setengah jam, tampaklah sang air terjun yang gagah
dengan tingginya yang menjulang menyentuh langit. Tidak sabar saja ingin segera
sampai dan merasakan tajamnya cipratan air yang jatuh dari ketinggian 170
meter. Baju yang basah karena harus melewati aliran sungai di sepanjang jalan,
semakin menambah heboh rasa dingin yang menusuk tulang. Tiupan angin yang kencang
dari sumber air membuat badan menggigil dibuatnya.
|
Tretes Waterfall |
Ingin teriak
sekencang-kencangnya saat sampai di bawah air terjun Tretes. Memang benar, air
terjunnya sangat indah dengan ketinggiannya. Bisa dibilang, air terjun ini
mempunyai tinggi tiga kali dari air terjun Coban Rondo di Malang. Sungguh luar
biasa, meskipun volume air yang jatuh tidak seberapa.
Segera kurasakan
sentuhan cipratan air yang membelai pipi dan sekujur tubuh hingga gigi pun
terasa gemetar dibuatnya. Duduk diatas batu kali yang besar didepan air
terjunnya tepat. Namun sayangnya, momen indah dibawah air tejun tidak
diabadikan oleh Mr. Fais, karena khawatir kameranya akan error bila terkena
air. Padahal, kita semua menunggu saat-saat yang indah dengan mengabadikan
gambar dibawah air terjun langsung. Untungnya, aku membawa kamera digital yang
bisa dibuat cadangan untuk memotret momen bersama dibawah air terjun Tretes.
Seneng kan kalian semua bisa tetap eksis. Hehe.
Setelah
merasakan dahsyatnya hawa dingin yang merasuk hingga tulang, cacing-cacing di
perut mulai berdendang ria, ingin segera diberi makanan. Namun sayangnya, kita
tidak membawa apapun yang bisa dinikmati. Dan semuanya merasakan hal yang sama,
perut yang mililit karena perjalanan yang begitu menantang. Hm, menyesal karena
tidak ada persiapan sebelumnya.
Hanya bisa
menahan rasa lapar yang teramat sangat dalam perjalanan pulang melewati
rimbunan hutan lagi. Tapi petualangan saat itu memang beda dari petualangan
yang lain. Benar-benar menantang. Dan suatu saat nanti, berharap bisa kesana
lagi dengan orang yang berbeda.
Dan satu hal yang pasti, otak kita semua benar-benar fresh lagi setelah
melakukan perjalan kali itu. Suasana alam memang kadang membuat pikiran bersih
dan semangat lagi untuk melakukan rutinitas yang biasa kita jalani. Dan pastinya,
pengalaman indah dalam suatu perjalanan akan selalu didapat.