KAMAR 4 BULAN

Tepatnya di desa Kebonharjo, Patebon-Kendal Jawa Tengah, saya tinggal selama empat bulan terakhir ini, sejak bulan Oktober yang lalu. Saya tidak pernah dengar wilayah ini sebelumnya, hanya saja info yang saya dengar, daerah itu terletak tidak jauh dari Semarang. Kurang lebih berjarak 33 km. Tujuan saya datang kesini adalah memberi turorial di SMP 2 Patebon selama empat bulan. Untuk tempat tinggal, awalnya saya tidak tahu akan tidur dan tinggal dimana, karena kabar awal adalah para tutor akan dikontrakkan rumah. Tapi setelah kedatangan saya kesini, rumah Ibu Tutik sang guru Bahasa Indonesia di SMP 2 Patebon-lah yang saya tinggali.

Rumahnya berada di gang dekat jalan raya Pantura yang ramai dan tak pernah sepi akan truk-truk besar yang melintas setiap saat, yang bisa membuat kepala pening kalau terus menyaksikan keramaian tersebut. Karena terletak di wilayah perkampungan yang cukup padat, daerahnya pun ramai akan kegiatan anak-anak bermain, dan yang paling sering dimainkan oleh anak-anaknya adalah bermain burung dara. Menerbangkan burung disepanjang jalan kampung, menjadi pemandangan langka yang jarang saya temui di daerah rumah saya. Warga setempat pun sangat welcome akan kedatangan saya saat itu, dan mereka sungguh tetangga yang baik untuk orang baru seperti saya didaerah tersebut.
Oleh Ibu Tutik, sudah disiapkan kamar di lantai dua di rumah beliau, ketika pertama kali saya tiba bulan Oktober lalu. Saya cukup terpesona melihat kamar tersebut untuk pertama kalinya. Bukan apa-apa, yang membuat berbeda adalah, dinding kamar yang penuh dengan graffiti dan tulisan-tulisan indah yang jarang saya temui di kamar-kamar yang pernah saya tinggali sebelumnya. Dan gambar-gambar itu dibuat oleh orang yang mempunyai jiwa seni yang tinggi pastinya. Usut punya usut, ternyata ini adalah kamar anak pertama ibu Tutik yang tinggal di Semarang, kuliah di Unes.
‘Sukses adalah hak semua orang dan sepenuhnya adalah hakku’, itu adalah salah satu tulisan yang terletak di dinding bagian atas kamar ini, yang saya baca setiap harinya. Dan lama-lama tertanam juga diotak bawah sadar saya. Disamping tulisan itu, ada sebuah kata-kata lain, yakni ‘Bekerjalah seolah-olah akan hidup selamanya, dan Beribadahlah seolah-olah akan mati esok’. Dua kalimat motivasi yang menjadi motivasi baruku yang kudapat dari kamar ini.
Hampir sepanjang hari, saya habiskan waktu dikamar, ketika tidak ada kegiatan di sekolah. Hanya untuk sekedar tidur-tiduran, membaca buku, belajar, atau curhat dengan teman saya. Kamar ini juga multifungsi menjadi kelas anak-anak tetangga, yang belajar bahasa Inggris setiap malam. Jadi, selalu ramailah kamar ini saat malam hari, karena ada nyanyian lucu dari anak-anak kecil yang mulai mengenal lagu bahasa Inggris. Dan tawa nyaring yang susah dilupakan.
Selama hampir empat bulan sudah, saya tidur di dalam kamar yang penuh dengan cerita dan kenangan disini. Ketika saya terbangun tengah malam, ketika saya menangis sendiri, ketika tak ada orang yang mendengar curhatan saya kala saya butuh, dan ketika saya galau, hanya kamar ini yang menjadi saksi bisu cerita saya. Dan menjadi tempat yang nyaman untuk saya merenung sendiri. Namun, dua hari sudah saya meninggalkan semua kenangan disini karena kembali ke kampung halaman saya, dan yang pasti saya tidak akan tidur lagi di tempat yang saya cintai ini. Good bye a unique room, I’ll always miss this place…

2 komentar:

roman 16 April 2012 pukul 20.37  

hahaa...rmh ibu guru Tutik....jd inget masa smp dulu

Hadna Muthia Izzati 23 Mei 2012 pukul 05.40  

emang pernah juga tinggal di kamar penub cerita itu ??

waah...seru pasti,, :)
keponakan ibu tutik ya?

Diberdayakan oleh Blogger.

About Me

Foto Saya
Hadna Muthia Izzati
Pare, Kediri, Indonesia
A trainer | A traveler | A dreamer| An Ordinary girl
Lihat profil lengkapku

Ordinary's Friends

Blog contents © Ordinary Little Girl 2010. Blogger Theme by NymFont.