Cherrybelle Goes to Pare


Jum’at malam kemarin, menjadi malam yang tak terlupakan buatku. Menyaksikan salah satu girl band Indonesia yang cukup menarik perhatianku. Untuk pertama kali pastinya. Yang biasanya, aku hanya bisa melihat aksi-aksi sang bintang ini di layar kaca, tapi malam itu, aku dapat melihat mereka secara langsung. Sungguh istimewa.
‘Cherrybelle’, girl band yang sedang naik daun saat ini, membintangi beberapa iklan di layar kaca, FTV, dan juga beberapa reality show. Dengan personil sembilan gadis beranjak dewasa yang rata-rata berusia 20 tahun-an, fans mereka yang dinamakan ‘Twibi’, langsung menyebar di seluruh Indonesia, baik anak kecil,remaja, ataupun orang dewasa.
Cantik, muda, energik, ceria, lucu, dan selalu tersenyum, itulah mereka. Dan ternyata benar, setelah melihat langsung, tatapan mata akan selalu tertuju pada mereka. Lebih-lebih untuk para lelaki, aku yang perempuan saja, kagum dan terpesona melihatnya. Bukan berarti penyuka sesama perempuan, hanya saja kagum akan ciptaan Tuhan. Aku tetap normal dan penyuka yang tidak sejenis tentunya.
Dengan sedikit perjuangan sore harinya, aku pun bisa masuk gerbang Smada Pare dengan lancar, karena aku termasuk alumni Smada Pare. Tapi tidak untuk tiga orang yang pergi bersamaku, Fita, Kiki, dan Pipi. Mereka bukan termasuk alumni sekolah itu. Penjagaan yang cukup ketat dari pihak sekolah dan beberapa polisi, membuat orang-orang yang tergolong ‘illegal’ susah untuk masuk, meskipun membayar tiket dua kali lipat sekalipun. Walaupun harganya hanya sepuluh ribu rupiah untuk satu orang.
Tiket Masuk
 Perjuanganku untuk meloloskan teman-temanku supaya bisa masuk gerbang dengan aman dan lancar, tidak bisa disebut dengan cara yang halal. Ada sedikit silat sidah sedikit didalamnya. Hehe. Karena bila hanya dengan basa-basi biasa, panitia tidak akan mempercayaiku, karena teman-temanku tidak mempunyai bukti yang kuat, yaitu tidak mempunyai Kartu Pelajar saat di Smada. Akhirnya, aku menggunakan cara yang ‘sedikit’ melenceng, yaitu memasang wajah meyakinkan di hadapan bapak Wakil Kepala Sekolah, dan juga memasang wajah manis, guna memintakan ijin untuk mereka. Dan akhirnya, bapak Wakil kepala Sekolah dan panitia percaya pada apa yang kukatakan, yaitu ‘teman-temanku itu adalah lulusan dari Smada pula, namun lupa membawa Kartu pelajar’. Hehe, bisa masuk juga mereka. Aseek.
Saat aku masuk gerbang sekolah, waktu masih menunjukkan pukul 4 sore hari. Menunggu beberapa jam lagi untuk menyaksikan aksi sang bintang tamu, yang kabarnya akan tampil jam tujuh malam. Duduk dibawah tenda-tenda yang dipersiapkan panitia, sambil menyaksikan aksi siswa-siswi Smada dia atas panggung. Seperti tahun-tahun sebelumnya, pensi di sekolah ini menampilkan band dari dalam maupun luar sekolah, serta penampilan dance dan juga akustik. Dan itu semua menjadi serangkaian acara pembuka sebelum acara inti dimulai. Dan, acara diberhentikan sejenak untuk melaksanakan ibadah sholat magrib.

Sekitar pukul enam lewat lima belas menit, para penonton sudah berdiri di depan panggung, saling berebut mencari tempat terdepan. Karena jika tidak begitu, pastilah tempat terbelakang yang akan didapat. Dan itu sangat tidak efektif untuk orang yang tinggi badannya biasa-biasa saja, sepertiku. Bila benar terjadi, punggung dan kepala orang yang didepanku saja nanti yang aku lihat, tidak bisa melihat penampilan di panggung. Sungguh terlalu bila begitu.
Tapi untungnya, di bagian tengah penonton-lah tempat yang kudapatkan. Sehingga, aku cukup leluasa untuk melihat diatas panggung. Kamera pun aku siapkan, dan siap mengambil foto langsung dari setiap personil ‘Cherrybelle’, meskipun jarak cukup jauh dan wajah tidak begitu jelas. Tapi, cukup baiklah untuk kenang-kenangan saja.
Semua penonton menunggu dengan kaki yang sudah mulai pegal, karena posisi berdiri yang cukup berdempet-dempetan. Meskipun di panggung sedang ditampilkan aksi dance ataupun band, tapi rasanya itu tidak cukup menghiburku, karena yang kunantikan saat itu adalah sang bintang tamu istimewa, bukan pertunjukan yang lain. Hanya mengulur-ulur waktu saja, batinku. Waktu sudah menunjukkan pukul tujuh lebih dua puluh menit, namun sang bintang tamu belum diundang naik diatas pentas. Tidak sabar menunggu.

Setelah penantian yang cukup lama dan melelahkan, disertai rasa lapar pula, akhirnya sekitar pukul delapan malam, bintang tamu utama dalam acara pensi sekaligus ulang tahun Smada yang ke 38, datang juga. Teriakan riuh serta tepuk tangan yang membahana menyambut kehadiran 9 gadis itu. Dan letusan kembang api menghiasai langit pekat dengan cahayanya.
Chibi
 Lagu demi lagu dilantunkan dengan nikmat dan indahnya. Lambaian tangan, senyuman manis, menjadi bumbu dalam penampilan mereka. Bernyanyi sekaligus dance, akan menjadi suatu hal yang sangat melelahkan. Tapi tidak sepertinya buat mereka. Disela-sela penampilan, mereka masih menyempatkan untuk bermain game dan menyapa penonton di Pare, dalam Tour mereka kali ini. Waktu setengah jam untuk lima lagu pun terasa sangat cepat sekali, masih kurang rasanya.
Ucapan terimakasih dari chibi mengakhiri penampilan mereka malam itu. Petugas yang berkewajiban menjaga keamanan, langsung menggiring mereka masuk ke dalam bis, sehingga para penonton tidak dapat berfoto bersama dengan mereka. Lelah rasanya malam itu. Tapi malam itu memang malam yang cukup berkesan. Semoga bisa melihat penampilan ‘Chibi’ di lain waktu.

Curug Sewu


Berpisah memang bukan hal yang menyenangkan, bagi siapa saja yang mengalaminya. Namun saat itu berbeda, perpisahanku bersama para member di SMP 2 Patebon kelas tiga, menjadi perpisahan yang sangat mengesankan, karena kita menghabiskan masa-masa terakhir kebersamaan kita di tempat yang menyenangkan dan tidak terlupakan. Di Air Terjun Curug Sewu Sukorejo-Kendal, yang kabarnya mempunyai pemandangan yang sangat indah. Baik air terjunnya, ataupun pemandangan disekitarnya.
Saat itu waktu menunjukkan pukul 8 pagi di hari Minggu yang cerah, di depan gerbang sekolah, kita semua berkumpul dan siap berangkat menuju lokasi. Sekitar 20 orang dengan 10 sepeda motor, kita saling berboncengan dan melaju iring-iringan. Meskipun masih SMP, aku akui mereka sangat berani mengendarai motor sendiri, lebih-lebih untuk yang perempuan. Mereka cukup lihai dalam mengendalikan motor masing-masing. Karena waktu jaman SMP ku dulu, aku tidak seberani mereka mengendarai sepeda motor di jalan raya.
Medan yang kita lalui adalah jalan berkelok-kelok yang cukup tajam karena jalanan gunung, naik-turunnya pun juga terjal. Jadi, harus sangat konsentrasi saat mengendarai, apalagi saat melewati tikungan-tikungan. Kurang hati-hati sedikit, di sisi samping jalan, jurang sudah menunggu.


Jalan meliuk-liuk kita lalui sekitar 1,5 jam, cukup melelahkan. Tangan pegal karena mengendalikan motor dengan konsentrasi penuh, dan pantat cukup panas pula. Hehe. Tapi akhirnya kita sampai juga di lokasi. Udara sejuk khas pegunungan mulai terasa, ketika masuk di area parkiran. Karena terletak di dataran tinggi, pemandangan kota dan hamparan sawah hijau sudah dapat dilihat dari tempat parkiran. Kita ingin segera masuk untuk melihat keindahan Air Terjun dan ada pula kebun binatang didalamnya. Cukup membayar 5200, kita sudah dapat memasuki tempat wisata ini. Nanggung ya harganya, 5200.
Masih cukup sepi pengunjung pagi itu. Hanya beberapa orang yang sibuk menggelar barang dagangan mereka, dan membuka warung makan disekitar area wisata. Beberapa toko, baik warung makan ataupun toko souvenir berjajar rapi disisi kiri-kanan jalan masuk air terjun Curug Sewu, untuk menjual dagangan mereka. Mie ayam dan bakso menjadi makanan dominan yang dijual di area wisata ini.
Kedatanganku disambut oleh beberapa ekor monyet yang siap berpose untuk kuambil gambarnya. Fotogenik juga monyet-monyet ini, pikir saya. Ada yang sedang berduaan rupanya mereka, hmm.. mengganggu monyet pacaran ini aku. Biarlah, lebih baik mengganggu monyet saja, daripada mengganggu orang yang sedang berduaan. Tak enak hati. He.  Dan monyet-monyet itu semakin mendekat ketika diberi kacang. Namun aku gagal ingin berfoto bareng monyet itu. Karena mereka buru-buru pergi saat makanannya sudah habis.

Member-memberku menghilang ketika aku sibuk sendiri dengan monyet-monyet itu. Ternyata mereka sudah terlebih dahulu turun menuju air terjun Curug Sewu. Dan aku segera menyusul mereka, menuruni tangga yang licin karena terguyur air hujan hari sebelumnya. Setelah berjalan turun sekitar sepuluh menit, saya sampai disisi air terjun. Volume air yang turun memang cukup besar, sehingga percikan air nya terasa dari jarak 10 meter dan membasahi bajuku dan semua pengunjung. Dingin dan segar rasanya, apalagi yang tidak mandi, pasti langsung segar badannya. Sayangnya, kita tidak boleh menyentuh airnya secara langsung karena memang tempat yang licin dan cukup membahayakan.

Semakin indah dan terpesona aku disana, ketika tiba-tiba ada pelangi yang melengkung sempurna menghiasi pemandangan di atas air tejun. Sungguh tidak sia-sia perjalanan panjang melewati jalanan gunung, yang begitu menguras konsentrasi. Apabila dilokasi tujuan disuguhi oleh pemandangan yang sangat memanjakan mata dan juga meyegarkan pikiran pula.
Setelah menikmati keindahan pelangi di atas air terjun yang hanya berjarak beberapa centi dari pandangan langsung mata, acara dilanjutkan dengan ngobrol ringan dan narsis ria sebagai kenang-kengan kita. Lucu memang, polah tingkah anak manusia ketika sedang narsis didepan kamera. Termasuk aku. Ada bergaya ala cherrybelle, manohara, ataupun artis-artis di TV lainnya. Tapi itu termasuk kesenangan tersendiri, dan tak terlupakan.

Perpisahan saat itu memang berbeda. Menghabiskan sisa-sisa waktu bersama member-memberku di Jawa Tengah. Meskipun masih SMP, kita terlihat sepantaran bila dilihat dari segi fisik. Badan bongsor mereka, dan tinggi badan yang melebihi tinggi badanku, yang membuat kita terlihat sepantaran. Atau mungkin, aku yang terlalu imut?. He. Bisa awet muda bila ada disekitar mereka terus.
Kebersamaan kita memang berakhir sudah, namun kenangan yang telah aku jalani bersama member-memberku tidak akan pernah berakhir. Ketika aku rindu bersama mereka, akan kulihat foto-foto narsis kita satu bulan yang lalu. Kenangan indah, memang tidak pantas untuk dilupakan. Dan akan menjadi cerita yang menarik untuk diceritakan.

KAMAR 4 BULAN

Diberdayakan oleh Blogger.

About Me

Foto Saya
Hadna Muthia Izzati
Pare, Kediri, Indonesia
A trainer | A traveler | A dreamer| An Ordinary girl
Lihat profil lengkapku

Ordinary's Friends

Blog contents © Ordinary Little Girl 2010. Blogger Theme by NymFont.